#navbar-iframe{opacity:0.0;filter:alpha(Opacity=0)} #navbar-iframe:hover{opacity:1.0;filter:alpha(Opacity=100, FinishedOpacity=100)}

Jumat, 09 Maret 2012

Makhluk Makhluk Cantik Di Palung Mariana, Tempat Terdalam Di Dunia

Palung Mariana yang merupakan lokasi terdalam di dunia menyimpan sejuta misteri. Termasuk makhluk-makhluk unik yang dapat bertahan dalam kondisi ekstrim di laut terdalam.

Palung Mariana terletak di Samudera Pasifik, sebelah timur Kepulauan Mariana, tepatnya dengan koordinat 11° 21' Utara latitude dan 142° 12' Timur longitude, juga dekat Jepang. Palung Mariana merupakan bagian terdalam dari laut di dunia, sekaligus merupakan lokasi yang terdalam di dunia.

Kedalaman palung Mariana sendiri adalah 11.033 meter, sementara tekanan di bagian terdalam palung tersebut mencapai 8 ton per inci persegi. Sementara itu, panjang palung Mariana adalah sebesar 2,542 km dengan lebar 69 km.


Spoiler for Palung Mariana:



Spoiler for Palung Mariana:



Spoiler for Palung Mariana:




Kedalaman laut dengan tekanan luar biasa tinggi ini awalnya dianggap hanya dihuni oleh spesies primitif, namun penemuan belakangan ini menunjukkan bahwa di dalam laut terdalam terdapat banyak spesies yang bahkan belum bisa diidentifikasi. Beberapa merupakan makhluk yang ukurannya kecil, namun mereka bisa bertahan dalam kondisi lingkungan yang paling ekstrim.

Berikut ini adalah gambar-gambar dari makhluk unik penghuni palung Mariana.

Spoiler for Gambar:



Spoiler for Gambar:



Spoiler for Gambar:



Spoiler for Gambar:

Spoiler for Gambar:



Spoiler for Gambar:



Spoiler for Gambar:



Spoiler for Gambar:



Spoiler for Gambar:



Spoiler for Gambar:



Spoiler for Gambar:



Spoiler for Gambar:



Spoiler for Gambar:



Spoiler for Gambar:



Spoiler for Gambar:


Hiu Tokek Ditemukan di Galapagos

Quote:

Imuwan yang melakukan penelitian di Kepulauan Galapagos berhasil menemukan spesies hiu baru yang disebut hiu tokek (Bythaelurus giddingsi).

Penemuan tersebut dipublikasikan di jurnal taksonomi Zootaxa yang terbit pada Senin (5/3/2012). Dalam bahasa Inggris, hiu tersebut disebut catsharks. Namun sebenarnya, penampakannya lebih mirip tokek.

Hiu tokek tersebut ditemukan oleh John McCosker dari California Academy of Sciences dan Douglas Long, kurator senior Oakland Museum of California.

Spesimen hiu tokek dikoleksi dalam ekspedisi penelitian pada tahun 1995 dan 1998. Spesimen diambil dengan menyelam pada kedalaman 1.400-1.900 meter menggunakan submersible Johnson Sea-Link.

Hiu tokek ditemukan bersama 30 jenis hiu lainnya. Namun, sejak awal penelitian, Long sudah menyadari bahwa hiu tersebut adalah jenis yang belum pernah dijumpai sebelumnya.

Bythaelurus giddingsi memiliki warna coklat pucat dan bintik-bintik yang khas. Menurut Long, bintik yang ada berbeda antara satu individu dan individu lainnya.

Ukuran hiu tokek cuma sebesar kucing. Jadi, hiu ini tak punya kemampuan memangsa manusia. Biasanya, hiu ini hanya berburu ikan-ikan bertubuh lunak di dasar lautan.

Atas penemuan ini, McCosker, seperti dikutip Discovery, Rabu (7/3/2012), mengatakan, "Penemuan spesies baru hiu selalu menarik, terutama pada saat ketika hiu menghadapi tekanan besar dari manusia."

Hiu tokek memiliki habitat yang sangat terbatas sehingga lebih rentan punah. Perlu upaya menjaga spesies ini tetap dapat lestari.

Nama hiu tokek diambil dari nama Al Giddings, produser film alam yang banyak melahirkan karya di Discovery Channel.

Perahu Tertua di Indonesia Dari Zaman Mataram Hindu Pada Abad-7

Beberapa tahun lalu tepatnya pada hari Sabtu tanggal 26 Juli 2008, dipagi hari sekitar pukul 7:30 pagi, beberapa warga di desa Punjulharjo, Kecamatan Rembang, Jawa Tengah sedang membuat tambak garam. Mereka menggali dengan cara memacul tanah di daerah pesisir tersebut.

Lokasi berada sekitar 400 meter dari pantai yang sekarang, yang mungkin dahulunya wilayah situs ini masih merupakan pinggir pantai. Lalu, secara tidak sengaja mereka, para penggali tambak garam tersebut menemukan bangkai perahu kuno yang kemudian wilayah situs itu dikenal dengan nama Situs Kapal Punjulharjo


Spoiler for gambar perahu:

Dari hasil identifikasi, jenis kapal berasal dari sekitar abad ke 7 dan 8 setara dengan pembangunan Candi Borobudur. Ini adalah penemuan kapal kayu yang paling komplit dan bisa jadi yang tertua di Indonesia!

Dan penemuan tersebut terlengkap di Asia Tenggara karena kondisi kapal tersebut pada lambung bawahnya masih utuh, dibanding temuan di sejumlah wilayah lain seperti di Sumatera dan juga di negara lain seperti di Malaysia dan Filipina.

Lokasi situs Perahu Kuno Punjulharjo.(sources: arkeologijawa)

Perahu Punjulharjo memberi pengetahuan bagaimana teknologi itu digunakan, mulai dari papan-papan yang dilengkapi dengan tambuku yaitu tonjolan pada bagian dalam dengan lubang-lubang untuk mengikat berbentuk kotak.

Juga ditemukan materi lain pembentuk perahu seperti gading-gading gajah yang membuat bentuk melengkung dibagian lunas perahu, ikatan antara papan dengan gading pada tambuku, bagian haluan, bagian buritan, lunas, dan ditempat lainnya.

Bersamaan dengan perahu kuno tersebut, didalamya juga ditemukan pula kapak, tulang, tongkat ukir, tutup wakul dari kayu, pecahan mangkuk dan tembikar lainnya, juga tempurung kelapa serta kepala patung dari batu.

Picture courtesy: arkeologijawa

Dengan keberadaan tersebut sudah pasti Situs Kapal Punjulharjo merupakan aset Nasional, bukan hanya daerah, dan merupakan benda cagar budaya yang harus dilindungi dan dilestarikan.

Seperti yang dikatakan oleh peneliti dari Perancis yang ikut meneliti, Prof. Pierre Y Manguin, bahwa Situs Kapal Punjulharjo sangat spektakuler, terutuh yang pernah ada.

Perahu tersebut juga bukan karena karam atau tenggelam, melainkan ditinggalkan oleh pemiliknya begitu saja. “Mungkin karena sudah tua pada waktu itu”, jelas Manguin.

“Oleh karenanya, bangkai perahu tersebut tidak mudah hancur karena rendaman air laut seperti pada situs perahu-perahu kuno ditempat lain”, tambahnya.

Sepakat dengan Manguin adalah Siswanto, Kepala Balai Yogyakarta. Siswanto menambahkan, hasil uji sampel itu juga mengukuhkan perahu itu sebagai situs arkeologi kelautan tertua dan terutuh yang pernah ditemukan di Indonesia.

Pasalnya, situs perahu sebelumnya hanya tinggal beberapa papan dan tidak berbentuk perahu utuh seperti di Punjulharjo, Rembang ini. Pada tahun 2009 lalu, para peneliti kembali melakukan penelitian lanjutan disitus tersebut.